Jumat, 17 Oktober 2008

Filosofi Kehidupan | Belajar untuk Belajar

Hari sudah menjelang pagi, sudah saatnya bagi Adrian untuk bangun dan bersiap-siap mengikuti perkuliahan. Namun berat rasanya bagi Adrian untuk meninggalkan tempat tidurnya yang nyaman. Bagi Adrian, akan jauh lebih menyenangkan untuk menghabiskan waktu dengan bersantai daripada menghabiskan waktu untuk bekerja atau belajar. Dia bukan orang yang senang untuk menghadapi sesuatu yang menurutnya akan merepotkan. Dia selalu berpikir “Kalau ada yang mudah, kenapa harus susah?”.

Adrian amat gemar bermain game. Dia menghabiskan sebagian besar harinya untuk bermain.

Suatu ketika, orangtuanya mengalami krisis keuangan dalam keluarga tersebut. Adrian yang lebih senang bersantai, mau tak mau harus mencari pekerjaan, bukan untuk membiayai kuliahnya, melainkan untuk bertahan hidup.

Hari pertama dia bekerja, dia sudah merasa tidak betah, karena dia harus bangun pagi, tidak dapat bermain game, pulang malam, lagipula dia tidak dapat menyetir mobil. Karena dahulu, dia memiliki supir pribadi, jadi dia merasa tidak perlu belajar menyetir.

Krisis keuangan yang dialami orangtuanya, membuat Adrian merasa depresi. Masalah terbesar yang harus dihadapi Adrian adalah kebiasaannya. Amat sulit bagi Adrian untuk mengubah kebiasaannya. Namun perlahan-lahan Adrian mengubah kebiasaannya, karena terpaksa.

Selama tiga tahun Adrian berkerja dibawah tekanan. Rasanya sungguh tidak menyenangkan. Rupanya pemilik perusahaan itu, memperhatikan dia. Karena melihat wajah Adrian yang selalu lesu, dia memanggil Adrian dan menanyakan beberapa pertanyaan kepada Adrian.

Adrian menceritakan semuanya kepada pemilik perusahaan, termasuk bagaimana dia harus mengubah kebiasaannya. Mendengar penjelasan Adrian, si pemilik perusahaan yang umurnya sudah melewati setengah abad itu tersenyum dan berkata, “nak, kamu adalah cermin dari masa muda saya dulu”

Adrian merasa binggung dengan pernyataan itu, namun segera si pemilik perusahaan menjelaskan. “Dulu saya juga sama seperti kamu, hidup bermalas-malasan, sampai akhirnya, saya harus kehilangan orangtua saya karena sifat saya. Dulu saya mempunyai kesempatan untuk belajar bagaimana caranya berenang, namun saya tidak pernah mempelajarinya, karena saya berpikir “apa gunanya belajar berenang? Paling hanya untuk berenang dan bersenang-senang”

Suatu ketika saya dan mama saya pergi melaut, karena ayah sedang sakit. Ditengah laut, ibu terjatuh, dan saya tidak dapat berbuat apa-apa, akhirnya ibu mati tenggelam, dan saya diselamatkan oleh kapal yang kebetulan lewat. Ayah saya adalah seorang nelayan dan pelaut yang handal, kadang-kadang dia pergi bersama ibu. Namun karena saat itu dia sedang sakit, maka dia merelakan ibu dan saya untuk melaut. Kejadian yang sungguh tak terduga. Saya tidak pernah menyangka, kalau saya hanya akan terdiam. Saya ingat benar saat itu saya berusia 12 tahun, dan hari itu hari terakhir saya bertemu dengan ibu..

Semenjak kejadiaan itu, saya belajar untuk berenang. Dan saya berusaha untuk belajar serajin mungkin, agar ayah tidak perlu lagi menjadi nelayan, karena saya sudah kehilangan satu orang yang amat berharga bagi hidup saya. Saya tidak ingin lagi kehilangan untuk kedua kalinya. Kalau tidak pernah ada kisah itu, mungkin tak akan ada hari ini, dan saya mungkin tidak berdiri disini sekarang.Satu hal yang saya pelajari dari kejadian itu adalah untuk mempelajari sesuatu, kita tidak harus memiliki alasan untuk mempelajarinya. Jangan menilai suatu pelajaran dari kegunaannya untuk masa sekarang, tapi dimasa yang akan datang.”

Adrian menghela nafas panjang, sejenak dia mengucap syukur pada Tuhan, karena dia masih memiliki orangtua yang lengkap, harta berharga yang telah lama dilupakannya.

Semenjak hari itu Adrian menjadi orang yang rajin dan periang, karena dia tahu bahwa masa depannya masih panjang, masih banyak harapan baginya. Satu hal yang terpenting, dia memiliki orangtua yang menyayanginya.

Mungkin kita melihat Adrian sebagai sosok yang egois dan bodoh. Namun sifat Adrian adalah gambaran dari generasi muda saat ini. Sadarkah kita bahwa terkadang kita juga lebih memilih untuk menjadi seorang Adrian? Satu hal yang perlu kita semua ingat, penyesalan selalu datang belakangan. Jangan sampai ada penyesalan dalam hidupmu.

Ryu Kiseki (Hong Kosan Djojo)

www.filosofikehidupan.com

Sabtu, 04 Oktober 2008

Filosofi Kehidupan [ (kisah) dibalik Segelas Susu Coklat Panas]

Seorang pria duduk termenung disebuah kafe, memandangi segelas coklat panas yang dipesannya. Seolah tidak memperhatikan keramaian, pria tersebut tersenyum dan kemudian meminum segelas susu coklat panas itu dengan perlahan dan nikmatnya. Beberapa jam telah berlalu, ketika semua orang telah berlalu lalang dan meninggalkan kafe tersebut, Pria tersebut masih ada dengan segelas susu coklat yang baru saja dipesannya kembali. Seorang pelayan kafe menghampirinya dan bertanya apakah dia ingin memesan hal lain selain segelas susu coklat panas. Pria tersebut hanya tersenyum dan menjawab, “kalau saya butuh yang lain, saya akan memanggilmu”.

Waktu telah berlalu, tanpa terasa sebentar lagi pukul 12 malam. Sambil melihat jam tangannya, pria tersebut berbisik, “sebentar lagi”. Dia mengeluarkan setangkai bunga dari saku jasnya dan meletakkannya diatas meja. Pria tersebut kemudian memanggil pelayan dan meminta dua gelas susu coklat untuk disajikan diatas meja. Pria tersebut tiba-tiba terlihat gelisah , dia terus saja memperhatikan jam tangannya.

Waktu terus berlalu, akhirnya tiba jam 12 malam. Pria tersebut menikmati susu coklat panasnya, dan tidak berapa lama kemudian, dia berbicara dan tertawa. Melihat hal itu, pelayan kafe merasa binggung, karena tiada seorangpun yang ada disamping ataupun didepan pria tersebut. Seorang pelanggan yang ada tepat didepan pelayan tersebut berkata, “Jangan merasa takut, dia tidak gila, ini adalah hari ulangtahun pernikahan mereka”. Pelayan kafe merasa kebinggungan, “mereka? Saya tidak melihat siapapun disana kecuali pria itu”. Pelanggan kafe tersebut tersenyum dan berkata, “Kamu pasti adalah pelayan baru disini. Dia selalu datang kesini setiap tahun dan dihari libur”.

“Dia adalah seorang suami yang baik dan setia, hanya saja nasibnya kurang beruntung. Dia harus kehilangan istrinya diusianya yang masih muda, sungguh malang”.

“Kejadiannya sangat cepat, malam itu, tepat lima tahun yang lalu”.

“Malam itu, langit sangat cerah, sepasang kekasih hendak merayakan ulangtahun pernikahan mereka yang ke-delapan. Namun tepat pada jam 12 malam, mobil yang mereka kendarai mengalami kecelakaan. Sang istri terlempar keluar, sedangkan sang suami mengalami cedera ringan. Mereka menunggu pertolongan ambulan dan ternyata pertolongannya terlambat, sang istri meninggal dalam perjalanan. Didalam ambulan, sebelum menghembuskan nafas terakhir, sang istri meminta suaminya untuk merayakan ulangtahun pernikahan mereka didalam mobil ambulan tersebut. Seolah tidak terjadi apapun mereka merayakan ulangtahun pernikahan mereka seadanya, mereka berbicara dan tertawa.”

“pasti amat sulit bagi pria itu untuk tertawa pada saat itu. Meskipun pada saat itu dia tertawa, jauh dilubuk hatinya dia pasti sedang menangis. Saya melihat tawa yang penuh dengan kesedihan. Sungguh menyedihkan.”

“Bagaimana bapak bisa tahu?” sang pelayan kafe merasa binggung.

“Bagaimana mungkin saya tidak tahu, karena sayalah yang menabrak mereka, menemani, mendengar percakapan mereka, serta ikut merayakan ulangtahun pernikahan mereka didalam mobil ambulan.”

“Saya sungguh terharu menyaksikan cinta mereka. Bahkan disaat terakhirpun istrinya masih tersenyum dan berkata bahwa dia amat mencintai suaminya, dihatinya hanya ada suaminya seorang. Suaminya pun tersenyum dan berkata bahwa dia amat mencintai istrinya dan didalam hatinya selalu ada istrinya dan meminta istrinya untuk tetap bertahan. Namun ternyata takdir berkata lain, takdir memisahkan pasangan yang saling mencintai itu. Suaminya hanya dapat menangis mengiringi kepergian istri tercintanya dan saya tidak dapat menahan air mata saat itu. Rasa bersalah dan rasa haru terus mengikutiku setiap kali saya melihat pria itu.”

“Lalu,mengapa dia selalu memesan susu coklat?” Tanya sang pelayan.

“Istrinya amat menyukai susu coklat dan kafe ini adalah tempat favoritnya”.

“Mungkin orang tidak akan pernah mengerti mengapa dia sangat menikmati susu coklat panas, namun mungkin baginya itulah cinta. Kita tidak pernah bisa mengerti cinta, namun cinta selalu mengerti kita, karenanya saat kita memiliki cinta, kita dapat mengerti satu sama lain. Mungkin seperti itulah yang dirasakan oleh sepasang kekasih itu sampai saat ini, walaupun dunia mereka telah berbeda.”

“Melihat pria itu, saya mengerti bahwa cinta dari dalam hati adalah anugrah yang tak ternilai yang pernah kita dapatkan. Saat ini pria tersebut pasti sedang berbicara dengan malaikat yang tinggal dihatinya.”

Pelayan kafe yang mendengar cerita itu mengerti akan apa yang dirasakan oleh pria malang tersebut. Setiap tahun dan setiap kali pria tersebut datang sang pelayan selalu menyediakan dua gelas susu coklat panas, karena sang pelayan mengerti bahwa setiap kali pria tersebut menatap susu coklat, maka dia akan bahagia. Karena dimatanya yang terlihat bukanlah susu coklat, melainkan istrinya. Dan tiap kali dia menikmati susu coklat panas, dia menikmati cinta yang manis dan hangat seperti susu coklat panas.

Setiap orang memiliki cara yang unik dalam menikmati cinta. Bagaimanakah cara Anda?

“Saat mencintai seseorang, simpanlah dia dalam hatimu

Agar selalu terukir dan abadi sepanjang hayatmu

Karena hati adalah tempat terbaik untuk meletakkan cinta”

Ryu_Kiseki

Filosofi Kehidupan [DreamLand]

Suatu ketika di atas sebuah pulau, berdiri dua buah kerajaan yang sama – sama berusaha untuk menguasai pulau tersebut. Masing – masing raja dari ke dua kerajaan adalah raja yang ambisius dan menghalalkan segala cara untuk menjadi yang terkuat. Karena ambisi mereka, telah banyak rakyat dan prajurit kerajaan yang menjadi korban, tapi mereka tidak mau peduli dengan pertumpahan darah yang terjadi. Mereka adalah raja yang kejam dan tidak mempedulikan nasib rakyatnya demi ambisi mereka.

Sebut saja dua kerajaan ini, kerajaan Sang dan kerajaan Sing. Suatu ketika raja dari kerajaan sing di karuniai seorang putra, yang di beri nama shin. Berbeda dengan ayahnya raja kerajaan sing, shin adalah anak yang tidak suka dengan pertumpahan darah dan memikirkan orang lain. Karena tumbuh dengan didikan agama di dalamnya, maka dia tumbuh menjadi seorang pemuda yang bijaksana, dan pada usianya yang ke 17, ayahnya meninggal, dan dia di nobatkan menjadi seorang raja mengantikan ayahnya, karena dia satu – satunya anak tunggal pewaris tahta kerajaan sing.

Kabar bahwa raja kerajaan sing meninggal ternyata sampai ke telinga raja kerajaan sang, dan tanpa mengulur waktu raja kerajaan Sang mengerahkan seluruh pasukannya untuk mengempur kerajaan sing. Dalam waktu sekejap, jatuh korban dari ke dua kerajaan tersebut. Karena jumlah prajurit kerajaan sing lebih banyak dan raja barunya yang cakap, maka kerajaan Sang pun dapat di pukul mundur. Karena pertempuran ini, banyak prajurit dari ke dua kerajaan yang terluka. Raja kerajaan sang tidak mau mempedulikan prajuritnya yang terluka, dia malah menyalahkan kerja keras para prajuritnya, menurutnya kegagalannya menjadi yang terbaik disebabkan oleh para prajuritnya, dia pun memperketat jadwal latihan para prajuritnya dan para prajurit yang dianggap sudah tidak berguna lagi akan di kucilkan dan di asingkan ke hutan. Lain halnya dengan raja Shin, dia merawat pasukannya yang terluka dan mempedulikan kesejahteraan mereka yang sudah tidak dapat aktif lagi karena alasan usia atau pun cacat karena perang. Karena kebaikannya, nama raja Shin terdengar sampai ke seluruh penjuru pulau tersebut.

Tahun demi tahun pun berlalu, karena kekejaman raja Sang, rakyat kerajaan Sang pun satu persatu melarikan diri dan meminta perlindungan kepada raja Shin. Terutama para prajurit yang sudah tua dan tidak bisa aktif lagi.

Merasa sudah cukup kuat, raja Sang mengerahkan pasukannya untuk menyerang kerajaan Sing. Namun betapa terkejutnya raja Sang saat sampai ke kerajaan Sing, ternyata para prajurit dan orang – orang yang di kucilkannya menjadi pemanah di kerajaan Sing, sehingga pasukan kerajaan Sang sulit untuk mendekati benteng kerajaan Sing. Rupanya para prajurit yang mengalami cacat akibat perang dilatih menjadi pemanah, sedangkan para lansia sebagian di latih menjadi pembuat panah dan busurnya. Raja Sang benar – benar tidak pernah menyangka orang – orang yang dianggapnya tidak berguna, ternyata adalah orang yang paling menghambat langkahnya.

Perang pun terjadi 3 hari lamanya, akhirnya karena kerja sama yang solid tentara kerajaan Sang pun dapat dikalahkan dan raja kerajaan Sang pun di tawan beserta beberapa prajurit lainnya dan di bawa menghadap raja Shin. Mendengar raja kerajaan Sang tertangkap, para rakyat dan prajurit yang merasa terbuang dari kerajaan Sang yang kemudian menetap sebagai penduduk di kerajaan sing pun datang ke depan istana kerajaan dan meminta raja Shin untuk mengeksekusi mati raja dari kerajaan Sang.

Dengan pasrah raja Sang berkata “sekarang saya sudah kalah, bunuh saja saya, daripada saya harus menanggung malu seperti ini!”. Sambil tersenyum Raja Shin bertanya, “kenapa anda mengatakan hal yang demikian? Di antara kita tidak ada yang menang atau pun kalah, saya adalah anda dan anda adalah saya, seandainya saya ada di posisi anda, maka saya adalah anda, dan jika anda ada di posisi saya, maka anda adalah saya. Saya yakin anda tidak ingin sakit, maka jangan menyakiti orang lain. Saya tidak ingin di benci oleh anda, maka saya juga tidak akan membenci anda. Jadi saya dan anda adalah sama. Apakah anda sadar bahwa kita telah mengorbankan banyak prajurit, banyak yang telah terbunuh dalam pertempuran ini. Saya juga sesungguhnya telah kalah dan saya malu akan diri saya sendiri, karena saya telah gagal melawan diri saya sendiri untuk tidak mengorbankan orang lain, tapi itu adalah hal yang tidak mungkin dalam pertempuran ini.

Saya bukanlah raja yang cakap karena saya tidak bisa menghentikan pertumpahan darah yang telah terjadi. Dan satu hal yang saya dapat lakukan sekarang adalah menghentikan pertempuran ini, saya tidak ingin lagi ada pertumpahan darah. Dengan membunuh Anda dan menguasai pulau ini saya tidak akan bisa mendapatkan kebahagiaan, karena saya hidup di atas lumuran darah, bahagia di atas penderitaan orang lain. Apa yang saya dapatkan tidak akan mendamaikan saya selamanya, karena semua yang saya miliki tidak kekal adanya”. Mendengar jawaban raja shin, raja Sang pun tertunduk dan berkata “Anda benar, saya pun telah kalah oleh diri saya sendiri, sekarang lebih baik anda bunuh saya, karena saya telah begitu banyak berbuat dosa dan menyengsarakan hidup orang banyak”. Dengan senyum, raja shin berkata, “Mati tidak akan mengakhiri segalanya, namun merupakan awal penderitaan baru”. Mendengar itu raja Sang bertanya “Kalau begitu apa yang harus saya perbuat sekarang?”. Raja Shin pun menjawab “Hiduplah untuk saat ini dan gunakanlah apa yang telah kita miliki untuk menolong dan berbagi dengan sesama”.

Karena kebaikan hati dan pandangan yang luas dari raja Shin, akhirnya pertumpahan darah dan perebutan kekuasaan tidak pernah lagi terjadi di pulau itu. Semua orang hidup dalam suka dan bersahabat satu sama lain.

Pengarang menyebut pulau tersebut dengan sebutan “peace island”. Saya harap semua orang yang membaca ini bisa membantu untuk mewujudkan terbentuknya “peace island” di dunia ini.

Buddha berkata, “Kebencian tidak akan berakhir dengan kebencian lagi, melainkan dengan cinta”. Suatu kesalahpahaman tidak pernah bisa di akhiri dengan perdebatan, melainkan dengan diplomasi, penyelesaian dan hasrat simpatik untuk melihat sudut pandang orang lain.

Jumat, 03 Oktober 2008

Filosofi Kehidupan [Kebahagiaan masa muda dan tua]

Saat kita muda, banyak masalah yang akan kita hadapi. Begitu pula saat kita tua, kita akan menghadapi banyak masalah. Namun pada umumnya masalah kita pada saat kita tua nanti adalah akibat dari perbuatan kita saat kita muda. Karena itu bijaksanalah dalam bertindak bagi Anda yang masih muda dan bagi Anda yang sudah tua, lebih bijaksanalah dalam bersikap, jadilah teladan dan contoh yang baik bagi generasi penerus.

Bentuk, didik, dan tanamkanlah kebiasaan-kebiasaan baik kepada anak dan cucu kita, namun hal yang terpenting adalah tanamkan moral dan cinta kepada mereka. Jika kita memberikan contoh yang buruk kepada mereka, maka mereka akan tumbuh dengan sikap yang buruk pula. Dan jangan salahkan mereka jika mereka memperlakukan Anda dengan buruk dihari tua nanti, karena kebanyakan dari kita hanya menginginkan anak atau generasi penerus kita menjadi orang yang sukses. Kita cenderung memberi mereka kecerdasan akademik dan bangku sekolah, namun banyak dari kita yang melupakan nilai-nilai yang paling mendasar, yaitu moral. Karena sepintar apa pun seseorang, tanpa moral dia hanya akan menjadi robot tanpa perasaan yang hanya memikirkan gaya hidup dan keduniawian.

Banyak orang sukses yang melemparkan orangtua mereka ke Panti jompo. Mengapa hal demikian dapat terjadi? Karena pada umumnya kebanyakan orangtua hanya melakukan kewajiban mereka dalam menafkahi keluarga, namun jarang meluangkan waktu untuk anak-anaknya. Apa yang kita perbuat terhadap anak-anak kita, itulah yang akan menjadi contoh dan membentuk sikap dan perilaku mereka terhadap Anda.

Anak-anak akan meniru kebiasaan-kebiasaan Anda, apalagi kebiasaan buruk. Karena kecenderungan semua manusia adalah melihat dan mengingat yang buruk lebih cepat dan lebih baik daripada hal yang baik. Mungkin Anda adalah orang yang sukses sekarang, namun itu semua takkan menjamin kebahagiaan dihari tua Anda jika kesuksesan Anda tidak diiringi dengan tindakan Anda.

Banyak dari kita bisa terbuka dan ramah terhadap orang lain, namun mengapa kita seringkali sulit ramah dan terbuka terhadap keluarga kita? Padahal keluarga adalah mutiara yang sangat berharga dan tempat Anda menghabiskan masa tua Anda nanti.

Anak-anak kita yang akan mengurus kita saat kita lanjut usia. Jika pada masa kecil mereka Anda tidak bisa memberikan cinta, kepedulian dan kasih sayang terhadap mereka, maka mereka juga akan mencontoh Anda dan membentuk sikap mereka yang akan menjadi cermin dan penyesalan saat Anda tua nanti.

Lebih baik mencegah sebuah luka terjadi daripada mengobatinya. Lebih baik mencegah hal buruk terjadi daripada memperbaiki hal buruk yang kemudian meninggalkan luka dihati dan menyesalinya kemudian.

Saat kita menjadi seorang anak, berbaktilah kepada orangtua kita. Saat kita menjadi orangtua, sayangilah anak-anak kita. Karena pada dasarnya semua manusia akan melewati fase perubahan dari anak-anak menjadi dewasa dan kemudian menjadi orangtua. Seringkali saat kita menjadi seorang anak, kita tidak mau memahami orangtua kita, namun saat kita menjadi orangtua, kita pun tidak mau memahami anak-anak kita. Begitulah siklus kehidupan didunia ini terus berjalan dari generasi ke generasi. Bukankah lebih baik jika kita dapat saling bertukar pikiran dan saling mengerti?

Bagaimana cara terbaik agar kita dapat saling mengerti satu sama lain terhadap orangtua kita dan anak-anak kita? Hal pertama yang harus kita sadari adalah adanya perbedaan zaman yang mengakibatkan perbedaan pengalaman antara satu generasi dengan generasi lainnya. Seringkali kita mendengar orangtua dan atau guru kita mengatakan, “Anak zaman sekarang berbeda dengan anak zaman dulu, anak zaman dulu rajin dan punya semangat belajar yang tinggi, tidak ada penerangan, jalan kaki. Tapi anak sekarang, transportasi lengkap, penerangan cukup, tapi niat belajarnya tidak ada, kesadarannya kurang”. Orangtua dan guru merasakan pengalaman di zamannya yang membentuk sikap dan tabiat mereka. Mereka mengambil pengalaman itu sebagai tolak ukur dan sudut pandang mereka dalam memandang anak zaman ini. Sedangkan anak-anak yang hidup pada zaman sekarang – zaman dimana teknologi serba canggih dan praktis yang memanjakan mereka, akan berpikiran bahwa orangtua mereka terlalu naïf.

Perbedaan pengalaman yang membentuk karakter antar generasi inilah yang seringkali menimbulkan ketidakharmonisan dalam kebanyakan hubungan orangtua dengan anaknya. Satu-satunya cara dalam mengatasi masalah ini adalah dengan membicarakan semua masalah yang ada, tetap memberi kebebasan namun berdasarkan nilai-nilai yang ada sehingga kebebasan itu adalah kebebasan yang bertanggungjawab. Karena itu seorang anak perlu dididik sejak kecil dan orangtua perlu memperhatikan pertumbuhan dan lingkungan tumbuh kembang anak.

Hal berikutnya yang tidak pernah berubah dari zaman ke zaman adalah kasih sayang dan perhatian. Semua orang, baik anak kecil atau orangtua pasti membutuhkannya. Saat kita menjadi anak, kita butuh kasih sayang dan perhatian dari orangtua kita. Begitu pula saat kita lanjut usia nanti, kita butuh kasih sayang dan perhatian dari anak-anak kita. Kasih sayang dan perhatian memiliki dampak yang besar dalam membina suatu hubungan.

Hal yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah perbedaan kodrat antara pria dengan wanita. Karena cara antara seorang pria tentu akan berbeda dengan cara seorang wanita dalam mengerjakan dan menyelesaikan sesuatu. Wanita cenderung lebih menyelesaikan masalah dengan perasaan, sedangkan pria lebih cenderung menggunakan logika. Wanita butuh penerimaan, sedangkan pria butuh penghargaan. Mengertilah perbedaan ini namun jangan menjadikannya sebagai tirai pemisah. Sebaiknya wanita mengerti sudut pandang pria yang cenderung berdasarkan logika dan menghargainya, sedangkan pria mengerti sudut pandang wanita yang cenderung berdasarkan perasaan dan menjaganya.

Berilah kasih sayang, waktu, dan perhatian kita kepada orangtua, pasangan hidup dan anak-anak kita. Itulah kunci kebahagiaan masa muda dan tua. Hargailah mereka sebagaimana seharusnya. Bertindak dan berkatalah dengan memikirkan akibat baik dan buruk dari tindakan dan ucapan kita.

“Kerjakanlah sesuatu pada siang hari yang akan memungkinkan Anda melalui malam dengan kebahagiaan

Kerjakanlah sesuatu pada masa muda Anda yang akan memberikan kebahagiaan hidup dimasa tua nanti

Kerjakanlah sesuatu disepanjang hidupmu yang akan memberikan kebahagiaan hidup sekarang dan selamanya”

Mahabbarata

Filosofi Kehidupan [what's future]

Seorang pemuda duduk termenung memikirkan masa depannya. Bertanya-tanya seperti apa masa depan dan bagaimana cara untuk memperolehnya. Merasa tidak dapat menemukan jawabannya dia pun berdiri dan mulai berjalan. Dia berjalan ke taman dan kemudian melihat seorang kakek tua yang sedang duduk di atas sebuah kursi taman, dan dia pikir bahwa kakek itu mungkin dapat memberikan jawaban atas apa yang ingin diketahuinya, dia berpikir bahwa kakek itu tentu sudah jauh melangkah dan telah melihat masa depan secara nyata dengan umurnya yang sudah lanjut.

Dengan perlahan dia berjalan menghampiri dan menyapa sang kakek, kemudian duduk disebelah sang kakek. Merasa yakin akan menemukan jawabannya diapun memulai pembicaraan.

“kakek tentu telah melewati banyak hal, kakek tentu telah melihat masa depan dari masa muda kakek, kalau saya boleh tahu, apa itu masa depan dan bagaimana cara untuk memperolehnya? Jujur saya binggung akan masa depan saya”

Sambil tersenyum kakek tersebut menjawab “Saya juga pernah muda seperti kamu, pada saat masa muda, saya juga merasa bingung akan masa depan saya dan bagaimana memperolehnya. Dulu saya cenderung berpikir akan masa depan saya, akibatnya saya selalu khawatir dan membuang waktu hanya untuk memikirkannya. Sampai saya sadar bahwa masa depan bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan, melainkan masa sekarang.”

“bukankah masa depan adalah hal yang penting dan harus di pikirkan dari sekarang?”

“kamu benar, masa depan adalah hal yang penting. Tapi pernahkah terpikir oleh mu, kita mengkhawatirkan masa depan, satu hal yang belum pasti, sedangkan kita melupakan masa sekarang. Tanpa kita sadari bahwa sesungguhnya masa depan itu sendiri tidak pernah ada, dan apa yang di sebut oleh banyak orang dengan masa depan sesungguhnya adalah masa sekarang”

“Mengapa kakek dapat berkata demikian?”

“Menurut mu apakah mungkin akan ada masa depan tanpa masa sekarang? Bukankah masa depan adalah buah dari masa sekarang? Seumur hidup saya sampai sekarang akhirnya saya benar – benar sadar bahwa masa sekarang adalah masa depan saya, karena itu saya bertindak sebaik – baiknya dan berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk hari ini.”

Satu hal yang perlu kita semua sadari, masa depan takkan pernah ada tanpa adanya hari ini, dan masa depan bukanlah masa yang akan datang melainkan hari ini. Berpikir dan bertindaklah untuk masa sekarang, karena masa depan adalah hasil dari hari ini.

Kebanyakan dari kita selalu melihat jauh ke depan, memikirkan dan takut akan suatu yang belum pasti. Kita harus sadar bahwa pikiran tanpa perbuatan tidak pernah akan menghasilkan masa depan.

Satu hal yang juga tidak boleh terlupa, apa yang kita dapat di masa mendatang adalah akibat dari hari ini, menanam kebencian akan menuai kebencian, menanam kebaikan akan menuai kebaikan, karena itu berpikirlah sebelum bertindak.

Bagaimana mungkin memiliki masa depan yang baik, jika masa sekarang pun tidak dapat kita pikirkan, bina dan jalani dengan baik?

Apakah kamu masih binggung akan masa depan mu? Bagaimana cara memperolehnya?